Antara Fisiognomi, Genetika, dan Indonesia
Naomi R. Tickle,
seorang master of face reading,sebutan bagi mereka yang menguasai fisiognomi.
Fisiognomi adalah salah satu cabang ilmu psikologi (sotoy,jangan percaya) yanh
mempelajari ciri-ciri wajah manusia. Sejak zamannya Plato (atau Socrates ya?
Lupa :p) wajah manusia diyakini menunjukkan sifat masing-masing manusia. Hal
ini disebabkan,bentuk dan kontur wajah manusia merupakan implikasi dari bagian-bagian
di otak manusia yang mengatur watak manusia itu. Sudah banyak ilmuwan yang
meneliti tentang fisiognomi ini,cerita lengkapnya liat aja di buku Mbak Naomi,
'You Can Read a Face Like a Book' (soalnya gue lupa :p). Jadi intinya,
fisiognomi ini bukan ilmu ngasal apalagi digolongkan sirik (jujur pernah
dibilang sirik pas lagi baca buku trntang fisiognomi sama ibu-ibu sotau
#kesel).
Fisiognomi ini
canggih bener, asalkan kita jeli ngeliat ciri-ciri fisik seseorang, akan lebih
memudahkan kita menyikapi masing-masing individu. Dengan kita mengetahui watak
dan perilaku lawan bicara kita tanpa kita perlu bertanya atau melakukan kontak
secara intens dengan dia,ini udah kayak jalan tol,terobosan besar banget di
bidang komunikasi interpersonal. Semakin kita bisa kenal lawan bicara kita,otomatis
akan semakin besar kemungkinan kita mendapatkan apa yang kita inginkan. Bayangin
kalo misalkan fisiognomi ini jadi referensi wajib perusahaan sales,di mana
setiap sales man atau sales girl menguasai watak tiap pelanggan tepat ketika
mereka menatap wajah pelanggan pertama kali,wah omzet perusahaan sales dijamin
naik tajam!
Nah namanya sifat
manusia,ada yang baik ada yang buruk. Kalo menurut ilmu fisiognomi, salah satu
sifat buruk itu diwakili oleh sudut bibir yang turun ke bawah,itu menggambarkan
pesimisme. Orang yang bersudut bibir turun ke bawah cenderung bersifat
pesimis,meskipun memang dia bisa bersikap optimis,tapi tetap pesimisme dia
lebih tinggi. Awalnya gw ga percaya pas ada temen bilang sudut bibir gw
turun,secara gw merasa diri gw selalu optimis. Eh tapi ternyata setelah liat
sendiri dan ngerasa-rasain,bener kawan-kawan,sudut bibir gw turun dan gw
cenderung pesimis. Gawatnya, karena ini berhubungan dengan genotipe fenotipe,
sifatnya akan menurun ke anak-anak kita kelak! Setelah gw amati tiap ketemu
orang d jalan,di angkot,di kampus,dan gw liat sudut bibirnya,semuanya turun!
Gawat,dalam hati gw berpikir ini gawat banget. Bahkan anak kecil yang katanya polos
dan belum ngerti apa-apa tentang kerasnya kehidupan (ceile) pun bersudut bibir
turun! Ada apa ini!? Jreng jreng,ternyata bener perkiraan gw,orang tua si anak
itulah yang menyebabkan si anak bersudut bibir turun,berbakat jadi pesimis.
Gw ngeliat ini sebagai
bentuk kegawatdaruratan,ini ga bisa dibiarkan. Kalo bapak ibunya pesimis,terus diturunin
ke anaknya yang pesimis,trus anaknya yang pesimis itu kawin sama orang yang
orang tuanya juga bersudut bibir turun, apa jadinya bangsa ini!? Mau diisi
orang-orang pesimis semua? Ga heran sekarang ini banyak banget rakyat Indonesia
yang pesimis,bisa diliat dari angka bunuh diri,penyalahgunaan obat-obatan
terlarang,dan perceraian yang terus meningkat. Gue rasa itu semua sebuah bentuk
keputusasaan,pesimisme bahwa setiap masalah ga terselesaikan,dan lebih dipilih
jalan pintas yang paling cepat. Sampai kapan mau begini?
Di kesempatan
lain, saat gue ngaca dan gue mengagumi kegantengan gue dan naksir sama diri
sendiri, merhatiin sudut bibir gue yang turun, dan nyoba naikin tuh si sudut
bibir. Olala! Saat gue nyoba naikin sudut bibir, gue liat sudut bibirnya naik,
dan gue lagi senyum! Gue kucek-kucek mata ga percaya, gue coba sekali lagi,
masih ganteng senyum! Akhirnya berdasarkan pelajaran biologi pas smp
kelas 7 yaitu tentang bersikap ilmiah, setelah gue bereksperimen naik-turunin
sudut bibir gue (maaf ya sudut bibir), gue mengambil hipotesis bahwa ga cuma
uang rakyat aja yang bisa dimanipulasi, tapi pesimisme juga bisa dimanipulasi!
Loh kok bisa? *garukgarukkepala
Masih menurut
fisiognomi, sudut bibir yang turun kan nandain bahwa orang itu cenderung
pesimis, nah kalo sudut bibir naik? Ya orang itu cenderung optimis! Berarti sebenernya
beda tipis ya kecenderungan untuk optimis dan pesimis, cuma dipisahkan sama sudut
bibir! Berarti, kalo kita liat lagi permasalahan kita di awal, sebenernya cukup
kita tersenyum kita bisa jadi optimis! Optimis bahwa tidak ada masalah yang
tidak terselesaikan, tidak ada alasan untuk mengeluh, tidak ada pekerjaan yang
tidak ada solusinya, tidak ada beban hidup yang tidak bisa kita tanggung! Hanya
dengan menaikkan sudut bibir kita, hanya dengan tersenyum, kita bisa mengubah
banyak hal!! Ajaib bukan fisiognomi itu?
Yah pada
akhirnya, kita tidak bisa terikat begitu saja kepada genetika kita, kepada fenotipe
dan genotipe kita. Sama aja kayak orang yang bilang 'Gw ga pinter dan ortu gw juga dulu biasa-biasa aja di kelasnya, jadi
it's no problem kalo gw pun gabisa berprestasi seperti orang lain',
benerbener pikiran pesimis sejati! Pasti sudut bibir dia turun 90o!
Kalo gabisa berprestasi, maka cobalah berprestasi. Kalo gabisa ngerjain soal,
maka latihan terus soal-soal. Kalo gabisa nyelesain masalah hidup, maka cobalah
hadapi, jangan lari! Semuanya dapat terselesaikan kok, semuanya masih dalam
level kemampuan kita, ga mungkin Dia ngasih hal yang ga mungkin kita atasi.
Kalo kita gabisa ngatasin masalah hanya dengan mengandalkan diri sendiri, cari
tangan-tangan di sekitar kita yang mau bantu, atau telinga-telinga yang mau
mendengar keluh kesah kita, atau mungkin lisan-lisan yang mampu ngasih solusi
atau sekedar nasihat dan petunjuk untuk meyakinkan kita bahwa kita ga sendiri,
masih banyak orang-orang di luar sana yang peduli.
Kalo aja, KALO
aja setiap individu yang mengaku bertumpah darah Indonesia mau mengesampingkan
pesimisme mereka, dan menonjolkan optimismenya, dijamin deh Indonesia akan jauh
lebih maju. Cukup prihatin juga sama Indonesia yang katanya warganya
ramah-ramah, belakangan ini cenderung mempertontonkan keberingasan mereka di
beragam aksi unjuk rasa dan bentrok dengan sesama anak Ibu Pertiwi. Ayok kita mulai
dari sekarang, yang bersudut bibor turun, naikin dikit, yang udah naik sudut
bibirnya, disimetrisin biar makin ganteng kayak gue :D dan makin cantik.
Ayo kita senyum optimis untuk Indonesia yang lebih baik!! :D
Komentar
Posting Komentar