Random Story #3

Hahahahaha ini tulisan tergajelas yang pernah dibuat, masih fresh banget suasana waktu nulis tulisan ini. Tulisan ini sengaja ga diterusin, karena ide yang ada di dalamnya udah ilang, jadi kalo gue edit lagi ga orisinil wkwk
Enjoy :D


Penantian, Pengorbanan, Penerimaan
Oke kita mulai edisi galau perdana di blog gua, dimana tulisan ini dengan sukses dilahirkan saat orang-orang asyik masyuk bermalam minggu di tempat yang terang benderang, tapi gua ada di tempat yang tidak terbayangkan untuk menghabiskan malam minggu, but it’s okay, gua bener-bener ikhlas dan seneng banget bisa malming di sini #gapenting.
Banyaaaak banget orang-orang yang bilang akan menanti cinta sejatinya yang saat ini lagi jadian sama orang lain atau mungkin single (kayak film Kutunggu Jandamu atau ga lagunya Rosaa yang Menunggu #eaaaa), dan gua harap sih mereka (mungkin termasuk gua #eaaaa) harus ngerti juga esensi dari penantian itu. In my humble opinion, atau yang biasa disebut IMHO (bukan MAHO, MAHO itu anda yang lagi baca #peace baang sis no offense ^^V) penantian itu ya ga sekedar menanti doing ‘tok’ tanpa melakukan apa-apa. Yaa kira-kira kayak kata orang banyak yang dengan entengnya bilang “let it flow” dan percaya bahwa dengan kekuatan waktu dan dibiarkan begitu aja, semua bisa berubah. Oke kalo situ percaya dengan kekuatan waktu yang bisa mengubah batuan beku dan sedimen jadi batuan metamorf itu sah-sah aja, tapi kalo manusia? Ga akan berlaku! Quote yang menentang pendapat ini dikeluarkan oleh Dr. Gregory House, tokoh inti dari serial TV bertema kedokteran paling keren di muka bumi, House, M.D., dan dia bilang bahwa adalah sebuah kesalahan menganggap waktu bisa mengubah segalanya, padahal jika kita meninggalkan sesuatu pada tempatnya dan tidak melakukan apapun, maka sesuatu itu takkan berubah sama sekali, hukum waktu yang mampu mengubah batuan beku dan sedimen menjadi batuan metamorf tidak berlaku bro!
What I’m trying to say here is, kalau ente bilangnya mau nungguin sesuatu, dan lu ga ngelakuin usaha yang membantu langkah lu bisa achieve apa yang lu tunggu, then it’s a bullshit. Seenggaknya apa kek yang lu lakuin, ga nol juga usahanya bro! Bisa kali upgrade diri sendiri supaya jadi lebih baik, jangan kerjaan Cuma main games mulu, kuliah TA atawa tidur, tiap hari begadang mantengin cherrybelle atau snsd atau girlband lainnya sambil olahraga tangan (panko maksudnya), ga akan produktif bro! harusnya tuh ya upgrade diri, ikut karya tulis, kalo ga bisa nulis, ya ikut organisasi yang bisa nambahin skill menulis lu (makanya ikut Forces donk xixixi), cari kerja kek, belajar bisnis jual marmut kek, belajar bikin siomay kek, banyak hal daripada ga ngapa-ngapain dan hanya nunggu.
Terus kalo udah nunggu lamaaa banget tapi ga dapet juga? Ya itu nasib lo! (becandabecanda, takut gua yang kena #eaaaa) Yaa berarti lu harus ikhlas, secara lu udah berusaha banyaak banget sampe titik kantuk penghabisan, titik uang akhir bulan, dan itu adalah hal yang menurut gua patut dibanggakan, dibanding mereka yang diem aja, omdo! Itulah sebabnya akhir dari judul tulisan ini adalah penerimaan, yaa beda tipis lah sama pengikhlasan. Kalo setelah usaha lu, lu tetep nemuin jalan buntu, maka gada salahnya lu nerima kenyataan itu, ikhlas, ga semua yang lu pengenin itu bisa lu dapetin, mungkin akan diganti lagi yang lebih baik di masa depan. Tapi tetap bro, ka.....

 Hahaha begitulah, aneh ya? Ketauan banget pola pikir gue yang masih random, masih acak-acakan dan belum terarah. Hmm still must going extra miles to get the best me. Ganbatte!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Al-Kahfi: Sebuah Testimoni

Journey Beyond the Lands #6: Opname (part 1)