Gerbong*
Di gerbong yang itu, yang selalu setia menyusuri
rel
Di tiap terik dan hujan
Membawa jutaan manusia
Setiap hari
Hei, adakah kau selalu ingat?
Di jarak antara kotaku dan kotamu
Kita duduk di sudut, kadang berdiri di tengah
Berpegang pada tiang, ataupun bersandar di pintu,
di dinding
Ditingkahi deru laju gerbong itu, dan denting besi
di sambungan gerbong
Kita tersenyum, berderai tawa, bertukar canda
Kadang ada pengamen biola datang memainkan lagu
cinta
Lalu aku berjanji akan mainkan lagu itu untukmu
kelak
Kadang ada pengemis menengadahkan tangannya
Kau bertukar mimpi denganku untuk membangun rumah
bagi mereka
Ah, akankah gerbong itu kan terus melaju?
Gerbong yang sama, gerbong yang kumuh dan kotor
Namun sarat makna
Suatu hari, ketika gerbong itu tak lagi mampu
melaju membawa mimpi kita
Ketika rambut sudah mengabu, dan kulit mengeriput
Sudikah kau menaikinya lagi bersamaku?
Membuka lembar nostalgia, menyanyikan lagu
kenangan
Kita berdua, di gerbong itu, selamanya
*untuk yang di masa nanti, menjaga agar tetap suci
Komentar
Posting Komentar