Menjadi.... Dirimu!



“Lebih baik dibenci ketika menjadi diri sendiri daripada disukai ketika menjadi orang lain.”

    Suatu hari Khalifah Umar ibn Khattab berjalan di sebuah pasar.  Saat melintas, dia mendengar seorang laki-laki sedang berdoa.  Dalam pandangan Umar, orang itu berdoa dengan aneh dan tak biasa.  Orang itu berdoa, “Ya Allah, jadikanlah aku termasuk golongan orang yang sedikit.”
     Merasa aneh dengan cara berdoa orang itu, Umar mendatanginya seraya bertanya, “Wahai hamba Allah, apa maksud dengan golongan yang sedikit itu? Dan, dari mana engkau mendapatkan doa yang demikian? “  Lelaki itu menjawab, “Aku mendengar Allah berfirman, ‘Dan, tidaklah beriman bersamanya (NUH), kecuali sedikit.’ (QS Hud [11]: 40).  Kemudian pada ayat lain, aku mendengar Allah berfirman, ‘Dan, hanya sedikit dari hamba-hamba-Ku yang bersyukur.’ “ (QS Saba [34]: 13).  Mendengar jawaban cerdas dari lelaki itu, Umar berkata, “Setiap orang lebih faqih (ahli) daripada Umar.”
-Imam Ahmad bin Hambal dalam bukunya Az-Zuhud -
---000---


     Pernah denger serial TV dari Amrik judulnya House? Ceritanya tentang seorang dokter jenius bernama House yang nyeleneh, menyimpang, urakan, brutal, aneh.  Omongannya selalu nyakitin orang dan sedikit banget orang yang mau berhubungan dengan dia karena kelakuannya yang minus itu.  Meskipun aneh, tapi House selalu menangani kasus-kasus yang sulit yang kalo dokter lain di RS St. Plainsboro  - tempat dia buka praktek – angkat tangan.  Dia punya tim yang sekarang beranggotakan beberapa orang, diabsen ye : ada dokter Chase, dokter Foreman, dokter Taub, mahasiswa kedokteran Masters, dan baru balik dari terapi penyakit ada dokter Thirteen *sifat dan watak masing-masing tokoh spesifiknya cari di internet aja ya :P Masih banyak sih tokoh lainnya, tapi kali ini bukan mau resensi dan sinopsis tentang House :P
     Yang gua suka dari House, setiap episode selalu ada value yang dalem banget tentang kehidupan kita diselipkan di sepanjang episode dan dikonklusikan secara bener-bener apik di penghujung episode, sesuatu yang ga akan gua dapet dari sinetron Indonesia #eh.  Dan episode House tadi pagi ada hubungannya dengan cerita di awal, tentang menjadi ‘sedikit’.
     House yang urakan selalu ‘memaksa’ Masters sang mahasiswa kedokteran yang ‘lurus’ – selalu patuh pada aturan dan norma yang berlaku – untuk melanggar ‘nilai’nya.  Kali ini Masters dihadapkan pada pilihan sulit, dia harus memilih untuk mengorbankan lengan seorang gadis remaja yang bermimpi memecahkan rekor dunia atau membiarkannya mati digerogoti kanker di lengan kirinya.  Saat itupun dia sedang mencari muka kepada House supaya House mau menerimanya magang di departemen pimpinan House.  Masters mati-matian membuktikan pada House bahwa House harus menerimanya sebagai dokter magang karena dia berbeda dari dokter lainnya, tapi House juga bersikeras kalo Masters sama aja dengan yang lain karena Masters kuno, ga berani ambil resiko dan terlalu patuh peraturan.
     Pada akhirnya, Masters nekat menyabotase kesehatan pasien dan berhasil memanipulasi kesehatan  pasien, sehingga keluarganya yang pada awalnya menolak opsi amputasi, terpaksa setuju untuk mengamputasi lengan kiri pasien.  Keluarga pasien berterimakasih karena Masters mampu mengambil keputusan cepat, tentunya mereka tidak tahu kalo Masters udah memanipulasi kesehatan pasien, tapi Masters justru merasa ga puas.  Padahal harapannya, dengan diamputasinya lengan pasien, meskipun ia harus memanipulasi, itu akan menyelamatkan nyawa pasien dan ia harusnya senang.  Tapi sebaliknya, ia malah merasa muak dan sadar bahwa itu bukanlah dirinya! Akhirnya Masters mengadu pada House, bertanya kenapa dia bisa berlaku seenaknya, melanggar peraturan berkali-kali tapi tetap tenang. Pada akhirnya Masters mengundurkan diri dari magang di departemen House, padahal House sangat menginginkan Masters untuk lebih mewarnai timnya.  Usaha yang dilakukan Masters untuk ‘membuktikan’ bahwa dia istimewa, menggiring Masters pada kenyataan bahwa House benar, ia tidak istimewa…

---000---

     Kita, bukan, gua sering merasa minder ngeliat orang-orang di sekeliling.  Sering terbersit di dalam pikiran buat ‘ngekor’.  Gaya tulisan, cara bicara, cara berpakaian, cara interaksi dengan orang lain, banyak dah.  Sering ga pede dengan apa yang gua hasilkan, apa yang gua kerjakan.  Lagi main keyboard, liat orang lain lebih jago, mogok main.  Liat orang cemerlang akademiknya, berdalih kalo itu dari hadiah genetika dan ga berusaha maksimal belajar.  Fail banget yah? Memang.  Adalah absurd dan di luar akal sehat ketika melihat kelebihan orang justru malah down dan pundung.  Harusnya mah adrenalin terpacu, semangat berkobar, idealisme terbakar, itu pemuda!
     Melihat orang lain memang boleh, bisa jadi referensi buat berlaku, buat berprestasi. Tapi ketika melihat orang lain malah negatif, ya janganlah ya.  Menjadi diri sendiri itu penting guys, karena itu yang akan membedakan kita dengan yang lain, menjadi identitas kita.  Sama seperti bedanya apel Malang dan apel Washington, mereka beda kan #iniapa.  Munculkan potensi diri, karena setiap orang pasti punya kelebihan masing-masing.  Setiap orang spesial loh, sekecil apapun itu.  Jangan mau jadi orang lain, jadilah diri sendiri, yang spesial, yang pake telor dan kornet :D #iniapa
     Kadang menjadi beda itu memang gaenak, serasa kayak pake baju pink di antara jamaah zikir yang berbaju putih, atau nyetel musik keras-keras ketika tetangga sebelah berduka #jangan diikutin.  Pokoknya jangan sungkan untuk menjadi beda, karena toh layangan bisa terbang karena melawan arah angin kan? Kalo dia ikutin arah angin, ya namanya layangan putus ahahaha #garing.  Menjadi beda, siapa takut? ;)

Komentar

  1. mau dong den nonton house
    kece kayanya :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. coba aja kak cari di internet ehehe saya mah nonton di tipi kabel muehehe
      atau cari di tukang dipidi di glodok banyak tuh :P

      Hapus
  2. ini lagi jadi serial favorit gw nih.. sejauh ini "baru" sampe season 6, hoho

    BalasHapus
  3. bagus bagus lanjutkan nas, season 6 lagi hot-hotnya tuh ahaha.. sayang banget cuma sampe season 8 nih ckck

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Al-Kahfi: Sebuah Testimoni

Journey Beyond the Lands #6: Opname (part 1)