JAMUR: It's My Passion, What is Yours?
Semua motivator berkata untuk terus maju dan pantang menyerah, tapi
ketika kita sudah berusaha maksimal tapi ternyata sering menemui jalan buntu,
kapan kita tahu untuk berhenti dan putar haluan?
Pertanyaan itu sering kali gua
sampaikan di setiap kesempatan ikut pelatihan motivasi. Gua setuju kita harus selalu berusaha di
bidang yang sedang ditekuni, di impian yang dilantunkan dalam doa, tapi ketika
apa yang diusahakan itu stuck,
tentunya gabisa keukeuh lanjut, harus tau kapan waktunya putar haluan. Berulang kali nanya hal yang sama tapi tetap
ga nemu jawaban yang pas di hati #tsaah, tapi alhamdulillah waktu ikut seminar Young on Top kemarin, bang Billy Boen
menyampaikan idenya tentang passion,
bahan bakar idealisme dan daya kerja seseorang.
Akhirnya nemu jawaban atas pertanyaan di atas: yang diperjuangin itu your passion or not? Kalo bukan, berarti harus mundur. Kalo iya, tancap gas aja Bung.
Tanggal 16 Desember 2012, waktu
itu baru pulang dari makrab departemen da nada jadwal presentasi PKM di kampus. Meski belum puas makrab, tapi karena ada
presentasi beberapa judul PKM jadi mesti ke kampus #gapenting. Waktu dari kosan ke SC kan ngelewatin Bara
tuh, dan nyempetin beli gado-gado buat sarapan. Nah pas lagi beli gado-gado gua
liat ada yang jual bakso goreng. Awalnya
agak ragu dan gengsi masa orang ganteng gini belinya yang begitu #abaikan. Tapi akhirnya karena penasaran karena dulu
pas SD ga dikasih uang jajan dan seringnya minta ke temen memberanikan diri
buat ngomong ke abangnya, “Bang, beli ya.” #lebay. Cuma dengan uang 2000 perak, gua bisa dapetin
fasilitas mewah 4 tusuk baso goreng yang berbentuk bunga dan seplastik
saos sebagai bumbu pelengkap baso goreng itu.
Beres beli gado-gado (ada sedikit
drama di situ, jadi ada anak kecil yang mecahin gelas si penjual gado-gado
gara-gara berantem sama kakaknya lalu nangis karena dirajam dimarahin
ibunya #gapenting), gua terbang jalan ke SC baut ngeberesin power point yang belum kelar. Daan ketika di SC, waktu nyantap bakso goreng
yang tadi dibeli, lumayan terkejut.
Rasanya aneh, sama sekali ga ada daging atau begitulah menurut gua. Saosnya pun sama, encer dan warnanya ituloh.
Rasa pedesnya pun aneh, ga murni karena cabai, entah mungkin ada zat lain atau
gimanalah gua gatau. Pokoknya sejak hari
itu, jadi timbul lagi impian yang pernah gua munculkan waktu dikasih tugas
untuk nulis apa bisnis yang diimpikan di MPD kemarin: Menyediakan jajanan sehat,enak, nan murah untuk anak-anak Indonesia.
---00---
Jamur:
Jajanan Murah, Menjamur Dimana-mana
Gua adalah salah satu fans berat
dari dua bahan pangan yang udah terkenal, yaitu jamur dan madu. Entah kenapa ada bagian dari diri gua yang
mengatakan bahwa “Hidup lu tuh seputar
jamur sama madu, ntar kalo udah berilmu lu harus nekunin dua hal itu, jamur dan
madu.” Mungkin ini kali yah yang
dibilang sama mas Billy tentang passion. Sesuatu yang ‘diteriakkan’ sama alam bawah
sadar lu. Sama seperti ketika gua liat
salah satu temen gua yang sangat tergila-gila dengan impiannya menciptakan
perusahaan open source terbesar, atau
yang berimpian menjadi penyanyi dan dancer
mengikuti jejak Agnes Maunikah eh Monica, dan kisah passionates lainnya.
Ok, jadi berangkat dari
keprihatinan gua atas jajanan anak-anak Indonesia yang udah bener-bener ga
bener, gua bermimpi bisa mengembangkan suatu sistem baru: mengadopsi sistem franchise tapi bukan franchise, jadi kayak gua masuk ke pasar
jajanan anak, tapi supaya ga membunuh penjual yang udah settled lebih dulu, maka ntar ngasih penyuluhan tentang jajanan
sehat dan sebagainya. Selain dikasih
penyuluhan, dikasih juga pendampingan supaya si penjual tetep istiqomah dalam
bekerja sama dengan gua. Nah nanti si
penjual yang udah bekerja sama, bakal jadi mitra dan statusnya jadi penjual
“Jamur” juga deh. Garis besarnya sih
seperti itu. Ada yang mau kritik?
#kayakadayangbacaaja
Gua sadar hal ini gabisa gua
kerjain sendirian, ilmu gua ga bakal cukup.
Gua gabisa masak,ga ngerti tentang kadar gizi yang cukup itu seberapa,
kurang pinter ngebujuk orang, dan lain sebagainya. Akhirnya kemarin sempet bertukar pikiran
dengan beberapa temen dan alhamdulillah mereka setuju dengan hal ini. Lalu gua sampaikan kepada mereka bahwa saat
ini ilmu kita belum cukup, jadi sebaiknya kita belajar yang bener, dan nanti
ketika ilmu udah cukup kita kontribusi ke sini secara serius. Perlu berbagai disiplin ilmu menurut gua
supaya ini bisa berhasil. Kalo dari
kasarnya sih proyek ini perlu:
-
Ahli gizi:
jelas ini penting banget, anak-anak Indonesia butuh asupan gizi yang cukup
untuk tumbuh kembang mereka. Kalo dari
kecil makanannya racun, apa jadinya pas tua?
-
Penyuluh:
ini juga penting, karena untuk masuk ke pasar jajanan anak yang udah settled juga untuk mengubah mindset para penjual yang gua jamin
masih tradisional (yang penting gua jualan dan gua bisa makan, masalah
kesehatan pembeli, that’s not my business)
harus bisa diubah demi kebaikan bangsa
-
Ahli
agribisnis: gua membayangkan proyek ini bakal membutuhkan asupan bahan baku
yang berkualitas dan bisa mendukung juga kesejahteraan petani Indonesia, jadi
ahli agribisnis diperlukan karena nantinya mereka punya dasar ilmu tentang
keadaan petani di Indonesia, ya gak?
-
Ahli
perikanan: Perikanan, salah satu bidang yang kerap dilupakan bangsa kita,
padahal bangsa kita katanya negara maritime.
Kalo kita tengok orang Jepang yang canggih-canggih, ya jelas orang
mereka makanan favoritnya ikan yang notabene berprotein tinggi. So, ga ada
salahnya mengambil mereka untuk mengaplikasikan ilmunya di sini.
Sampai saat ini sih baru itu yang
kepikiran. Beberapa temen yang udah ‘diracunin’
juga gua kasih tau bahwa gua suka miris ngeliat para mahasiswa yang belajar
tapi hampa, gatau mau kemana tujuan belajar ini buat apa, ntar dipake buat apa,
dan akhirnya kadang ilmu yang udah ditimba bertahun-tahun ga dipake. Makanya gua menyampaikan proyek ini supaya
seenggaknya gua bisa bantu mereka buat sedikit berorientasi ke depan, yuk kita
jadi anak tangga-anak tangga yang mengantarkan Indonesia ke level yang lebih
baru, lebih maju.
Ada yang mau ikutan? :D
Ada 3 tipe manusia di dunia ini: yaitu mereka yang bisa membuat sesuatu
terjadi, mereka yang hanya melihat sesuatu terjadi, dan mereka yang kaget
dengan apa yang terjadi. Kita semua
memiliki kebebasan untuk memilih tipe manusia mana yang diinginkan. Saya
sendiri selalu memilih tipe yang pertama.
–Mary Kay Ash–
Banyak orang hidup dalam dunia khayalan; dan banyak lagi yang hidup
dalam realita; dan sebagian yang lain menjalani hidup dengan mengubah khayalan
menjadi kenyataan.
–Douglas Everett–
My passion is aquatic products :D
BalasHapusBukan 'Gak ada salahnya mengambil mereka untuk mengaplikasikan ilmunya di sini' tapi memang se-HARUS-nya karena sumberdaya perairan telah melimpah di bumi pertiwi ini, akan sangat disayangkan dan mubazir apabila tidak dimanfaatkan dengan baik :)
wkwkwk ada anak ikan eh anak perikanan ngomen~
Hapussiap mbak laksanakan :D