Indonesia (Masih) Belum Siap

Gegap gempita perpolitikan Indonesia sedang berlangsung. Kubu sana melancarkan jurus bongkar angka korupsi, kubu sini jurusnya mengungkit kebaikan diri, kubu sono mengerahkan armada media, macem-macem. Orang baik jadi terlihat baik, orang jahat dipermak jadi baik. Macem-macem.

Sedangkan di tempat lain, ada (salah satu) putra terbaik bangsa yang ide(brilian)nya di'kacang'in pemerintah yang lagi sibuk (mungkin) mark up angka-angka, yang lagi pada ambil cuti kampanye, atau sekedar pelesir dan tidur siang. Tapi mungkin, masih banyak lagi putra bangsa yang idenya di'kacang'in sebelum ini. Pasti ada.

Indonesia pernah dipimpin salah satu putra bangsa terbaik yang menurut saya pernah ada, tapi kebodohan bangsa Indonesia sendirilah yang menyebabkan Indonesia yang seharusnya bisa tertolong saat itu, kembali jatuh - kalau tidak ingin disebut terpuruk nan tersuruk.

Yak, (menurut saya) bangsa kita masih bodoh. Belum pantas orang pintar, berwibawa tinggi, solutif, grade A lah pokoknya, untuk memimpin Indonesia (kita). Kita belum siap. Kita masih menjadi bangsa yang memaki kebersihan kota di saat masih menjadi pembuang sampah sembarangan teladan. Memaki kemacetan kronis dan akut ketika masih menerobos lampu merah dan menggunakan trotoar ketika tidak sedang jalan kaki. Atau, bangga dengan hobi jam karet yang sudah terkenal ke senatero pelosok dunia.

Kapan Indonesia (kita) akan siap?

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Al-Kahfi: Sebuah Testimoni

Journey Beyond the Lands #6: Opname (part 1)