Mbah Kung
Sering dulu Deny diceritain sama Mama, kalo waktu Deny berangkat ke Jepang nemenin Papa sekolah, Mbah Kung sampe lari-lari ngejar pesawat saking gamau Deny pergi. Sampe Bude dan Tante nyegat Mbah buat ga ngejar pesawat yang makin menghilang ditelan malam. Mbah, masih inget ga yah?
Lalu waktu Deny masih SD, waktu masuk siang atau libur, kita main ke Taman Topi, naik sepeda layang, main bombomkar, jajan es cendol, masih inget Mbah? Jalan-jalan pagi ke taman kober, sekedar main bola, lalu pulangnya makan nasi ketan di warung pinggir jalan deket pasar Menteng Pulo, masih teringatkah, Mbah? Juga cerita-cerita Mbah tentang betapa hebatnya kemampuan renang Mbah meski udah tua, sering ngajak renang ke Kuningan, jajan es dan baso beres renang, pulang lewat jalan pintas, masih inget kah, Mbah?
Jelang Deny akhir SMA, mbah udah mulai pikun; pembicaraan 10 detik yang lalu pun lupa. Sering orang-orang dibuat kesal, karena udah hampir ga nyambung ngobrol sama Mbah. Selalu yang terulang-ulang adalah cerita tentang kejamnya orang tua Mbah, memperlakukan Mbah berbeda dengan saudara-saudara sekandung lainnya. Bahkan menginjak tahun kedua di IPB, Mbah udah gatau siapa Deny ini. Mbah makin kurus, makin sering meracau dan membicarakan hal yang sebenarnya tidak ada. Mbah juga makin kurus, sangat kontras dibanding dulu sebelum gejala pikun muncul. Ketika Deny berangkat ke Jepang pun, kali itu tidak ada orang yang mengejar pesawat yang Deny tumpangi, Mbah..
Lalu, Jum'at 25 April 2014, Allah memanggil Mbah untuk kembali. Sudah waktunya penantian Mbah berakhir. Seperti yang Mbah pernah bilang, bahwa Mbah sedang dalam masa PHK, Penantian Hari Kematian. Telah tibalah hari itu, Mbah. Semoga amal ibadah dan kebaikan Mbah selama Mbah hidup, bisa melapangkan kubur Mbah dan meringankan jalan ke surga-Nya kelak. Aamiin..
Lalu waktu Deny masih SD, waktu masuk siang atau libur, kita main ke Taman Topi, naik sepeda layang, main bombomkar, jajan es cendol, masih inget Mbah? Jalan-jalan pagi ke taman kober, sekedar main bola, lalu pulangnya makan nasi ketan di warung pinggir jalan deket pasar Menteng Pulo, masih teringatkah, Mbah? Juga cerita-cerita Mbah tentang betapa hebatnya kemampuan renang Mbah meski udah tua, sering ngajak renang ke Kuningan, jajan es dan baso beres renang, pulang lewat jalan pintas, masih inget kah, Mbah?
Jelang Deny akhir SMA, mbah udah mulai pikun; pembicaraan 10 detik yang lalu pun lupa. Sering orang-orang dibuat kesal, karena udah hampir ga nyambung ngobrol sama Mbah. Selalu yang terulang-ulang adalah cerita tentang kejamnya orang tua Mbah, memperlakukan Mbah berbeda dengan saudara-saudara sekandung lainnya. Bahkan menginjak tahun kedua di IPB, Mbah udah gatau siapa Deny ini. Mbah makin kurus, makin sering meracau dan membicarakan hal yang sebenarnya tidak ada. Mbah juga makin kurus, sangat kontras dibanding dulu sebelum gejala pikun muncul. Ketika Deny berangkat ke Jepang pun, kali itu tidak ada orang yang mengejar pesawat yang Deny tumpangi, Mbah..
Lalu, Jum'at 25 April 2014, Allah memanggil Mbah untuk kembali. Sudah waktunya penantian Mbah berakhir. Seperti yang Mbah pernah bilang, bahwa Mbah sedang dalam masa PHK, Penantian Hari Kematian. Telah tibalah hari itu, Mbah. Semoga amal ibadah dan kebaikan Mbah selama Mbah hidup, bisa melapangkan kubur Mbah dan meringankan jalan ke surga-Nya kelak. Aamiin..
Komentar
Posting Komentar