Journey Beyond the Lands #10: A Quarter Century Review


Ndak kerasa 2017 berakhir "begitu saja". Kenapa dengan "begitu saja"? Karena sepertinya, setahun ke belakang ini sejujurnya nggak ada hal yang cukup epik dan layak dibanggakan.

It's almost like I was on a auto-pilot mode all year long.

Salah satu parameter "kemajuan" buat diri gua, adalah setidaknya ada 1-2 hal yang gua lakukan perdana di tahun itu. Tapi di 2017, hal yang baru pertama kali gua lakukan seumur hidup adalah............ opname. Bikin nangis mama, bikin khawatir keluarga, ngerepotin temen-temen, ngerepotin sensei, skripsi ga maksimal, etc. Oh ya! ternyata gua (akhirnya) lulus ya tahun kemarin. Dan well, saat ini lanjut S2 di kampus dan lab yang sama.

Well, turns out there WAS something I did for the first time!

2017, bisa dibilang tahun yang baaaanyak perdebatan dan pertikaian batin yang terjadi di dalam diri #tsaelah. Salah satunya, lanjut atau tidak S2.
Selama terkapar sekian hari di RS, ditambah kondisi gua yang udah apply beberapa beasiswa namun belum lolos juga, (mungkin) menambah kekhawatiran Mama soal feasibilitas (bener ga ya ini kata serapannya) lanjut S2. Tapi gua percaya, doa orang tua dan kerja keras ga pernah ga membuahkan hasil, dan yaelah, cuma opname aja ye kan, bukan sebuah batu yang cukup besar untuk menghadang niat lanjutin sekolah.
So we kept going on ahead.

Dan hey! Kehidupan S2 ga sejelek yang dibayangkan. Cuma lebih banyak presentasi dan lebih banyak baca. Ga beda jauh dari S1 (ngomongnya sambil ngiris bawang bombay).

Rumah baru. Mungkin ini yang paling bikin excited di tahun lalu. Bayangkan, gua dari mulai kuliah di IPB yang tinggal di Asrama, 1 kamar yang udah seuprit doang, dibagi ber4 selama setahun, lalu pindah ke kosan selama setengah tahun yang juga cuma bisa buat selonjoran, lalu 4 tahun numpang di asrama kampus yang 1 kamar dibagi berdua, AKHIRNYA! Bisa punya kamar sendiri di apartemen yang besarnya 5-6 jou (ukuran luas kamar ala orang Jepang, kira-kira 1.8m2 per jou) *gulingguling Bisa ngatur interior kamar sendiri, bisa buat tempat nginep temen, bisa set up PC, keyboard, kulkas, TV, tanpa harus ngeluar-masukin jika mau menggunakan salah satunya. (okay, I'm considering to make a special post about this in the far near future)
Kayaknya seneng banget yah punya kamar sendiri? Seneng sih, tapi bayarnya juga seneng bosque. Tiap bulan 55ribu yen. 1 yen, anggaplah setara 110 rupiah. Silahkan hitung sendiri ^^;;

Alhamdulillah juga, setelah kalo ga salah apply 8-9 beasiswa untuk life expense di sini selama S2, lolos dan jadi awardee beasiswa dari Hashiya Foundation, yang usut punya usut dikhususkan hanya untuk pelajar Indonesia saja. Begitu denger cerita dan kisah Hashiya-san, pendiri foundation ini, akan kecintaannya yang tidak eureun-eureun kepada Indonesia, merasa malu semalu-malunya sama diri sendiri, betapa diri ini belum ada apa-apanya in term of pengorbanan ke Indonesia dibanding Hashiya-san sendiri. Menjadi cambuk dan pengingat yang sangat ampuh ketika malas menyerang seperti saat ini.

From this point on...
Sudah cukup mode auto-pilot selama beberapa waktu yang lalu, saatnya pasang lagi target-target yang sempat diukir, lari lagi dengan semangat baru dan teman baru. Teman berbagi cinta dan cita di masa depan, kini dan nanti.

Bulan April nanti sudah resmi jadi anak M2, dan saatnya perjalanan (panjang) mencari pekerjaan akan segera dimulai. Alhamdulillah, entah kenapa, Allah selalu mempertemukan dengan pertemuan-pertemuan yang di luar ekspektasi awal, selalu lebih baik. Jikalau kebaikan-kebaikan ini adalah balasan tas amal sholih yang atas izin-Mu aku lakukan, semoga masih ada sisa amal kebaikan yang bisa dipetik di syurga-Mu kelak ya Allah, aamiin.

Semoga perjalanan penelitian (pun) yang panjang) segera menemukan titik terang dan kelancaran selama survey lapang. Meskipun terlihat sulit, semoga bisa mendapatkan blackbox dari apa yang dicari dari penelitian ini. Semoga teh Indonesia bisa makin jaya dan kuat bersaing dengan produk negara lain.

Yang paling spesial, rasa cinta dan hormat tertinggi selalu disampaikan kepada kedua orang tua, papa dan mama, selamat atas ulang tahun ke seperempat abad menjadi ayah dan ibu terbaik. Tanpa kalian, aku mah apa atuh. Thank you for coping with me until the very end, for never doubting me even the slightest (or maybe you did doubt me xD). Let's we have more fun years to come! Semoga mas Deny bisa menghabiskan lebih banyak waktu dan kesempatan bersama kalian. It was 2012 when the last time we celebrated my birthday together ne! I even already forgot what it feels like xP

Well, as the old wise man once said, you can't have a better tomorrow if you still thinking about yesterday.
Let's we move on, embrace our past and mistakes, open the new page of the book, ready for any obstacles and challenges to come.

Easier to be said than to be done you said? Well, you'll never know!

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yayasan Al-Kahfi: Sebuah Testimoni

Journey Beyond the Lands #6: Opname (part 1)