(Disclaimer: Kisah yang akan Anda baca adalah murni pengalaman saya pribadi dan diceritakan dari sudut pandang saya yang terjadi di sekitar tahun 2009-2010. Kesalahan saya mengingat kejadian tahunan silam sangat mungkin terjadi, dan bahwa organisasi ybs sudah berubah, atau yang saya tulis di sini salah pun sangat memungkinkan. Kebijakan pembaca sangat diharapkan. Selamat membaca ^^ ) Belakangan ini kita sering membaca di media sosial, atau nonton berita dan melihat sebuah fenomena, Gafatar. Awal mula Gafatar jadi tenar adalah ketika dr. Rica kabur bersama anaknya yang masih balita dengan meninggalkan pesan bahwa dia tidak akan pergi lama dan akan kembali, karena dia mengemban suatu misi; ingin membangun masyarakat Islam yang lebih baik. Tapi dia menegaskan bahwa dia bukan pengikut ISIS, karena ternyata di kemudian hari terungkap bahwa dia adalah seorang pengikut Gafatar. Kemudian satu demi satu kasus orang-orang yang hilang karena berafilisiasi dengan Gafatar semakin terbuka dan ke
(Disclaimer: Tulisan ini akan puaannjuaang banget jadi siapkan cemilan dan jus jerukmu, dan mungkin ada beberapa bagian yang kurang mengenakkan bagi sebagian orang. I warned you ;) ) 10 Februari 2017, waktu itu gua lagi mandi, siap-siap mau berangkat soljum. Tiba-tiba pas beres mandi, teeenggg (e-nya bacanya kayak baca rujak bebek yah, bukan e-nya bebek #hayolobingung) kepala tiba-tiba pusing, akhirnya mutusin ga berangkat soljum, cukup zuhur di kamar aja, abis itu minum paramex, bobo siang. Semingguan itu memang badan kerasa kurang enak, entah kenapa. Pikirnya ya masuk angin biasa, ya maklum namanya pejuang skripsi yah, penyakitnya apasih. Akhirnya cuma minum Tolak Angin (karena gua pintar #plak), dan emang sih kerasanya kuping panas, terus agak meriang-meriang gitu, tapi berhubung di kamar ga ada thermometer, jadinya gua gabisa ngukur suhu badan sendiri.
Komentar
Posting Komentar